Aceh Tamiang | IP.net — Terkait jumlah sapi yang terinfeksi wabah Penyakit Mulut Dan Kuku (Foot And Mouth Disease), salah satu peternak Sapi di Aceh Tamiang meminta Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) setempat untuk dapat melakukan cross check data yang di update oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distabunak) setempat. Rabu (18/5/2022).
“DPRK Aceh Tamiang melalui Komisi II harus melakukan cross check terhadap data yang di update oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distabunak) untuk jumlah sapi yang terinfeksi dan mati,” tutur Joko Irawan salah seorang peternak sapi di Aceh Tamiang.
Hal ini disampaikan Joko karena di nilai data yang di update oleh update oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distabunak) Kabupaten Aceh Tamiang tidak sesuai dengan fakta dilapangan.
Menurutnya hal itu terbukti dari update data pertanggal 17 Mei 2022 Masih dari data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Aceh Tamiang yang menyebutkan untuk Kecamatan Karang Baru hanya tercatat 377 ekor dan yang mati tiga ekor.
“Kita tidak bicara kecamatan lain, kita bicara Kecamatan Karang Baru. Mana mungkin untuk tingkat Kecamatan Karang Baru hanya tercatat 377 ekor, untuk kampung saya saja sudah mencapai 257 ekor terjangkit. Dan data ini sudah dilaporkan empat hari lalu oleh perangkat kampung ke pihak terkait penanganan wabah PMK,” tegas Joko.
Kemudian Joko juga menyebutkan dari data yang di update oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distabunak) Kabupaten Aceh Tamiang pertanggal 17 Mei 2022 menyebutkan sapi yang mati di Kecamatan Karang Baru hanya sebanyak tiga ekor.
“Dua ekor yang mati di kampung saya. Dan hari ini satu ekor lagi anak sapi (Pedet) milik saya. Jadi semua ada tiga. Itu belum Kampung Paya Meta, Alur Bemban atau Kampung Simpang Upah. Ada apa dengan data yang dikeluarkan oleh Distabunak?,” tegas Joko penuh tanda tanya.
Joko juga menyampaikan apa yang didengar dan di lihat dari LIVE TVRI dalam acara Dialog Indonesia Bicara Antisipasi Penyebaran Virus PMK, pernyataan dari Ketua Komite Pemberdayaan Pertanian, Teguh Boediyana yang menyampaikan agar pemerintah transparan terhadap pendataan jumlah yang terinfeksi, jumlah yang sembuh dan jumlah yang mati. Bahkan apa penyebab wabah PMK ini harus disampaikan ke publik.
“Jadi kita ingin transparansi dari jumlah data yang di infut, jangan nanti menimbulkan persoalan terhadap jumlah,” sebut Joko mengakhiri.
Terkait permintaan Joko Irawan, Ketua Komisi II DPRK Aceh Tamiang kepada Beritanasional.id mengatakan bahwa pihaknya dalam waktu dekat ini akan menggelar rapat internal Komisi II.
“Insya Allah hari Senin (23/5/2022) medatang kita akan menggelar rapat di internal Komisi II. Dan selanjutnya kita akan upayakan rapat dengan dinas terkait,” kata Syaiful mengakhiri.
Komentar